Rabu, 27 Agustus 2008

Orasi Syeikh Ahmed Deedat (Lanjutan)

Di dalam bukunya yang berjudul "Al-Masih Al­-Mutaharrir" (Mesias Yang Merdeka), mungkin beliau lupa, akan tetapi saya membawa buku itu. Maaf, maksud saya buku "Al-Falisthini Al-Mutaharrir" (Palestina Merdeka). Pada bagian belakang sampul buku tersebut anda dapat melihat gambar bintang Daud, saya tidak mengerti, apakah yang dimaksud di situ adalah bebas dari orang-orang Yahudi atau dari apa?

Pada halaman ke delapan dari buku itu beliau mengatakan:

"Wahai Bapa di Sorga yang penuh cinta kasih, aku bersyukur kepadamu atas segala keajaiban yang telah Engkau jadikan di dalam kehidupanku, dan keajaiban yang paling besar adalah bahwa Engkau mencintaiku hingga Engkau mati untukku."

Ungkapan ini ada di dalam sejarah gereja, dan sebagai seorang Doktor, saya yakin saudara Shorosh dapat membuktikan hal itu. Ungkapan tersebut adalah mitos klasik yang disebut dengan nama Baterbatsaniyah, atau Munariyatsayaniyah, atau Siliyaniyah. Anda tidak perlu bingung dengan istilah-istilah ini, sebab ia tidak lebih dari sekedar mitos-mitos klasik yang muncul dari gereja sejak lebih dari seribu tahun silam. Dan, Yesus telah menentang mitos ini, Ia mengatakan:

"9. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (Matius, 23: 9).

Yesus adalah manusia yang berjalan di muka bumi ini, dan dia telah bersaksi atas Petrus tersebut di dalam kitab Kisah Para Rasul:

"22. Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (Kisah Para Rasul, 2: 22).

Dengan demikian jelaslah bahwa Yesus sama sekali tidaklah memiliki kemampuan untuk melakukan keajaiban-keajaiban, akan tetapi Allah-lah yang telah melakukan keajaiban-keajaiban tersebut kepadanya, maka dia bukanlah Bapa.

Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi:

"37. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku, Kamu tidak pernah mendengar suara­Nya, rupa-Nya pun tiduk pernah kamu lihat. (Yohanes, 5:37).

Orang-orang Yahudi pada waktu itu melihat Yesus dan mendengar perkataannya.

Benar bahwa mereka tidak mempedulikan risalahnya, akan tetapi mereka telah mendengar perkataannya. Tidak semua orang Yahudi itu tuli, buktinya mereka memberi respon terhadap risalahnya, mereka mendengarnya, melihatnya, dan mereka ingin merajamnya, hingga Yesus pun lari dari mereka dan bersembunyi di suatu tempat, sebagaimana yang disebutkan sendiri oleh Bible. Dengan demikian, maka sangat tidak masuk akal jika Yesus dikatakan sebagai Tuhan, juga sangat tidak masuk akal jika dia dikatakan sebagai Allah.

Di dalam Bible juga disebutkan tanda-tanda tentang segala sesuatu selain Allah, sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur`an: "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia." Artinya bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat anda pikirkan atau khayalkan sebagai zat yang menyerupai Allah. Di dalam al-Qur`an, disebutkan sembilan puluh sembilan nama-nama Allah Yang Mulia, seperti Yang Maha Mulia, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Adil, Yang Maha Suci, dan lain sebagainya. Akan tetapi Allah bukanlah nama yang ini atau yang itu.

Di dalam Bible juga dijelaskan tentang hal serupa.

Di dalam kitab Ayub disebutkan:

"2. "Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah?" (Ayub, 9: 2).

Artinya; bagaimana mungkin kita dapat membandingkan antara manusia dengan Tuhan? Bagaimana mungkin kita dapat mensucikan seseorang yang dilahirkan wanita? Setiap manusia yang dilahirkan oleh wanita, sangat tidak pantas untuk dibandingkan dengan Allah; baik itu Musa, atau Yesus, atau Muhammad, atau Rama, atau Krisna, atau Budha.

Setiap manusia yang dikandung di dalam perut ibunya selama sembilan bulan, tidak mungkin menjadi Tuhan! Inilah yang dikatakan Taurat.

"5. Sesungguhnya, bahkan bulan pun tidak terang, dan bintang-bintang pun tidak cerah di mata-Nya. (Ayub, 25: 5).

Apa itu bulan? Apa itu bintang-bintang? Keduanya bukanlah sesuatu bagi Allah!.

Orang-orang nasrani mengatakan: "Yesus dilahirkan oleh seorang wanita, itu benar, akan tetapi kelahirannya adalah mukjizat." Kita sepakat dengan hal itu.

Di dalam Bible, disebutkan:

"6. Lebih- lebih lagi manusia, yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!" (Ayub, 25: 6).

Apabila matahari, bulan, dan bintang-bintang saja sama sekali tidak berarti apa-apa bagi Allah! Lalu siapa manusia? Siapa saya, anda, dan kita semua?

"6. Lebih- lebih lagi manusia, yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!" (Ayub, 25: 6).

Tahukah anda apa itu berenga! Akan lebih baik jika anda mencari maknanya di dalam kamus-kamus bahasa! Berenga adalah ulat-ulat yang ada pada manusia yang telah mati. Kita semua adalah berenga, dan anak manusia adalah seekor ulat. Siapakah seeokor ulat itu? Ia adalah Yesus Mesias!. Ayat di atas adalah penjelas yang sangat gamblang apabila masih ada keraguan di dalam hati kalian bahwa Yesus merupakan pengecualian di dalam konteks ayat tersebut. Allah telah mengatakan kepada kalian: "Bahwa Dia tidaklah demikian". Di dalam Perjanjian Baru, Yesus disebutkan sebanyak 83 kali dengan ungkapan sebagai anak manusia:

"Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala­Nya. " (Matius, 8: 20).

Sebagaimana Yunan (Yunus) dapat berada selama tiga hari tiga malam di dalam perut ikat paus, maka anak manusia hanya dapat berada di perut bumi selama tiga hari tiga malam.

Sedangkan tentang anak Allah, hanya ada disebutkan sebanyak 13 kali.

Apabila anda bertanya kepada siapa pun dari kaum missionaris nasrani, siapakah anak manusia? Dia pasti akan menjawab: "Anak manusia adalah Yesus", ia tidak akan kembali menjadi berenga! Sedang kita adalah yarqaat, lebih hina daripada ulat. Dengan kata lain, janganlah kalian berangan-angan, sebab segala sesuatu yang dilahirkan oleh seorang wanita adalah berenga!!

Di dalam Injil Lukas disebutkan bahwa, setelah usia Yesus mencapai delapan hari, maka mereka pun mengkhitannya. Apakah ada Allah yang dikhitan?!!

(Para hadirin pun bertepuk riuh)

Saya harap anda dapat menjaga ketenangan sebagaimana yang diharapkan oleh moderator sebelumnya!

"Dan ketika genap dalapan hari dan la harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum la dikandung ibu-Nya. " (Lukas, 2: 21).

Siapakah orang yang berada di dalam perut ibunya? Ia adalah Yesus. Bagaimana ia keluar dari perut itu? Sama seperti keluarnya saya dari perut ibu saya, dan anda dari perut ibu anda. Lalu siapakah Allah?!!

Apabila ada salah seorang dari kita yang berprofesi sebagai seorang suster, mungkin anda akan berpikir, bagaimana mungkin anggapan seperti ini telah ada sejak lebih dari seribu tahun di dalam Ishthabal, ketika Maryam berusaha untuk melahirkan seorang anak? Apakah akan terpikir oleh anda, walau sejenak, bahwa anak yang dilahirkan tersebut adalah seorang Tuhan?! Astagfirullah.

Rasio kita tentu akan menafikan pemikiran seperti ini. Apalagi anak yang dilahirkan itu telah membuat ibunya bernajis selama empat puluh hari, seperti yang disebutkan di dalam Bible.

Inikah yang disebut sebagai Tuhan Yang Suci?! Tidak, ia adalah anak manusia yang dikandung di dalam perut ibunya selama sembilan bulan, sama seperti saya, dan anda.

Para pengikut Angelisme yang ada di Inggris saat ini, jauh lebih rasional daripada para pengikut Injil. Dalam jajak pendapat para pastur yang diadakan pada bulan Juni tahun lalu di Amerika, lebih dari separuh pastur yang hadir pada saat itu mengatakan:

"Umat Nasrani tidak diwajibkan untuk berkeyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan" jika demikian, maka setelah hari ini anda tidak memiliki kewajiban untuk berkeyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan. Apabila kesimpulan saya dan anda ada pada titik ini, maka ini adalah kesimpulan anda sebagai seorang nasrani Anda berkeyakinan bahwa Yesus wajib mati sebagai seorang Tuhan, tidak sebagai seorang manusia. Dengan alasan bahwa tidak mungkin seorang manusia dapat memikul beban dosa seluruh alam dengan kematiaannya di atas tiang salib.

Kami mengatakan bahwa pada hakikatnya mereka tidaklah membunuhnya, dan tidak pula menyalibnya. Dan tentang hal ini, kami telah menjelaskannya secara rinci pada bulan Juni kemarin, karenanya di sini kami tidak akan membahasnya kembali.

Allah telah mati. Apakah anda benar-benar yakin bahwa Allah telah mati?!

Bukankah kalian sendiri mengatakan bahwa Allah itu kekal? Jika ia mati, lalu apa yang akan terjadi pada makhluk-makhluk-Nya? Anda tahu bahwa listrik yang ada dalam ruangan ini berasal dari satu mesin pembangkit listrik, apabila terjadi kerusakan pada mesin tersebut apa yang akan kita lakukan di sini? Acara akan berakhir, dan kita semua diliputi oleh kegelapan.

Apabila cahaya Allah telah padam, lalu siapa yang akan mengatur perkara-perkara alam, siapa yang akan memudahkannya selama tiga hari tiga malam ketika ia berada di dalam kubur, seperti yang anda katakan, siapa yang akan mengendalikan alam selama masa itu?

Saya katakan bahwa Yesus sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan, dan dia juga tidak pemah mengatakan kepada seorang manusia pun, sembahlah aku! Sebaliknya, ia justru mengatakan: "Bapaku lebih mulia dariku". "Bapaku lebih mulia dari segala sesuatu". "Aku tidak dapat melakukan sesuatu pun dengan diriku, namun Allah dapat melakukan segala sesuatu".

Saudara Shorosh mengatakan: "Allah dapat menjelma sebagai manusia, karena ia dapat melakukan segala sesuatu." Saya katakan: "Allah tidak dapat melakukan itu", apakah dengan demikian saya telah mengingkari kemampuan Allah?

Tidak. Saya menantang siapa saja, untuk membuktikan kepada saya bahwa Allah mampu untuk menciptakan Tuhan yang lain. Sebab Allah bukanlah makhluk, Dia adalah Tuhan, Dia dapat menciptakan makhluk, bukan Tuhan. Dia Maha Kekal, Tidak Berawal dan Tidak Berakhir, dan tidak dapat menciptakan Tuhan lain yang Kekal seperti Dia.

Inilah hukum rasionalitas yang normal.

Allah tidak dapat menciptakan Tuhan yang lain. Lalu apakah mungkin Allah dapat menciptakan Bapa lain sehingga ada dua Bapa, kemudian menciptakan serentetan Bapa-bapa. Dengan demikian dapat saya katakan bahwa rasionalitas anak-anak bibi saya, orang­-orang India sana, jauh lebih baik lagi. Sebab mereka beriman dengan banyak Tuhan, dimana menurut mereka bahwa segala sesuatu memiliki Tuhan tersendiri. Mengapa anda tidak menggunakan rasio anda saat anda mengecualikan seorang makhluk sebagai Tuhan? Mengapa Tuhan itu tidak banyak, padahal di dalam Bible disebutkan bahwa anak-anak itu banyak, dan anak-anak itu adalah Tuhan?.

Allah tidak dapat mengeluarkan saya dari kekuasaan-Nya. Adakah tempat di alam ini yang berada di luar kekuasaan-Nya, sehingga Dia dapat mengeluarkan saya dari wilayah kekuasaan-Nya, pernahkah anda berpikir demikian? Kemana Dia akan meletakkan saya?

Allah dapat melakukan segala sesuatu, akan tetapi ia tidak akan melakukan sesuatu apa pun kecuali perkara-perkara keTuhanan. Karena Allah tidak mungkin berbuat sia-sia.

Saya tidak yakin bahwa saudara Shorosh datang kemari untuk sekedar berbual atau mengatakan hal-­hal yang sia-sia. Anda juga tidak yakin bahwa saya datang kemari untuk melakukan hal itu. Apakah mungkin orang yang telah menempuh beribu-ribu mil dari Afrika, dan orang yang telah menempuh beribu-­ribu mil dari Amerika, datang kemari hanya untuk mengatakan hal-hal yang sia-sia? Menurut anda, apa yang kami ingin dengan semua ini? Jika ada seseorang yang mengatakan: "Tuan Deedat dan Shorosh datang kemari untuk berjoget bersama di hadapan kita", apakah anda akan percaya? Jika anda menyampaikan perkataan itu kepada orang lain, apakah mereka akan percaya? Jelas anda akan mengatakan: "Kami tidak yakin, bahwa kedua orang yang taat beragama tersebut datang kemari untuk berjoget bersama".

Allah SWT hanya melakukan perkara-perkara keTuhanan, bukan perkara-perkara yang tidak berhubungan dengan keTuhanan. Yesus berkata:

"Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya kerajaan Allah sudah datang kepadamu." (Lukas, 11: 20).

Ia juga berkata:

"Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya kerajaan Allah sudah datang kepadamu." (Matius, 12: 28).

Kekuasaan yang kita bicarakan adalah kekuasaan yang mampu untuk melakukan ini dan itu, kekuasaan yang mampu untuk mengampuni dosa-dosa.

Tanyakanlah, dari manakah ia mendapatkan itu? Ia akan menjawab:

"Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. " (Matius, 28: 18).

Jika demikian maka semua itu bukanlah kekuasaannya, akan tetapi Bapa yang di langitlah yang telah memberikan kekuasaan itu kepadanya. Dia telah memberikan kepadanya kekuasaan untuk dapat menyembuhkan penyakit bisu dan kusta, dapat menghidupkan orang yang mati, dan dapat membunuh seribu babi, seperti yang disebutkan di dalam Bible.

Dia juga memiliki kekuasaan untuk mengeringkan pohon tiin dari akarnya dan dapat menenangkan badai topan di lautan. Dan manakah semua kekuasaan itu datang kepadanya? Dari Allah!! Jika demikian, maka kemuliaan itu hanva milik Allah.

Salah seorang dan mereka telah menunjukkan hasil telaahnya di dalam perjanjian baru, yaitu ketika Yesus melakukan salah satu keajaiban, ia mengatakan: "Kemuliaan hanya milik Allah, Dialah yang telah memberikan kekuasaan itu kepada manusia."

Saudara Shorosh mengatakan: "al-Qur'an al­Karim sendiri ada yang menyebutkan bahwa Yesus mengetahui kapan datangnya hari kiamat." Menurut saya, ini hanya anggapan beliau. al-Qur'an ada di sini, di hadapan anda sekalian. Anda dapat membuktikan kebenaran apa yang saya katakan. Saya harap, dalam kesempatan yang ke dua nanti saudara Shorosh bersedia menunjukkan kepada kita, di ayat mana al-Qur'an ada menyebutkan tentang hal itu.

Sedangkan Bible sendiri menentang statement beliau tadi. Di dalam Injil Markus disebutkan:

"Tentang hari dan kiamat itu, maka tidak ada seorang manusia paa yang mengetahuinya, baik para malaikat yang ada di langit, maupun Tuhan Anak, kecuali Tuhan Bapa."

Artinya; menurut ilmuku, kekuasaanku tidaklah seperti kekuasaan Allah, dan aku tidaklah seperti Dia. Inti permasalahannya adalah dimanakah Yesus pernah mengatakan: "Aku adalah Allah, atau sembahlah Aku, atau Aku dan Allah adalah satu." Adakah di antara para hadirin sekalian, khususnya yang beragama nasrani, yang dapat menunjukkan kepada saya ayat yang mengatakan bahwa Yesus pernah berkata: "Aku dan Allah adalah satu?!!

Salah seorang hadirin berdiri dan berkata: "Saya akan tunjukkan kepada anda. Dalam Yohanes, pasal 14 ayat 6.

Syeikh Deedat berkata: "Apa bunyi ayat dalam pasal 14?"

Ia menjawab: "Ayat itu mengatakan: "Aku dan Allah satu".

Syeikh Deedat menjawab: "Baik, penyebutan tentang letak ayat tersebut tidak benar, sebab ayat tersebut terdapat di dalam pasa114 ayat 6, akan tetapi penukilan yang disampaikan benar. Letak yang benar untuk ayat tersebut adalah pada pasal 10 ayat 30 dari Injil Yohanes.

(Para hadirin pun bertepuk tangan riuh)