Minggu, 24 Agustus 2008

Ajaran Kristen Zaman Sekarang (3)

Kesimpulan

Sejauh yang berkaitan dengan penyelidikan ini, kami harap kami telah melakukan keadilan yang cukup untuk itu. Namun, sebelum kita menghentikan kasus ini, di sini kami ingin membuat satu permohonan penuh kasih-sayang kepada dunia Kristen untuk turun dari menara gading rekayasa kepercayaan mereka dan turun pada kenyataan-kenyataan yang sebenamya dalam hidup.

Yesus Kristus merupakan seorang manusia sempuma dalam konteks zaman beliau, tetapi tidak lebih dari seorang manusia. Beliau mencapai puncak ketinggian yang telah ditakdirkan bagi beliau untuk dicapai sebagai seorang utusan khusus Tuhan yang dijuluki Almasih. Hal ini membuat beliau unik di antara segenap nabi sejak zaman Musa hingga masa kedatangan beliau.

Setiap nabi memang ditugaskan untuk suatu pekerjaan yang sulit. Mereka harus menciptakan perbaikan di kalangan orang-orang yang telah berubah menjadi bejad. Dalam kasus Yesus, tugas itu menjadi lebih sulit sebab beliau tidak hanya harus berperang melawan kebejadan-kebejadan yang umum di kalangan masyarakat, tetapi beliau juga harus menciptakan suatu perubahan yang dramatis dan revolusioner pada perilaku umat Yahudi.

Seperti yang terjadi dalam kasus para pengikut setiap agama, beriringan dengan peralihan zaman, mereka secara bertahap menyimpang dari kebenaran dan mulai berkelana di belantara dosa. Demikianlah yang terjadi pada kasus umat Yahudi. Pada masa kedatangan Yesus, mereka telah menjadi orang yang mati secara ruhani. Air kehidupan ruhani telah mengering, meninggalkan kalbu-kalbu membatu yang telah mati. Tugas yang telah ditetapkan bagi Yesus adalah merubah mereka kembali menjadi kalbu-kalbu insan yang berdenyut hidup dan menciptakan dari mereka sumbersumber mata air kebaikan umat manusia. Inilah mukjizat yang telah dibuat oleh Yesus dan di situlah terletak kebesaran beliau.

Sekarang dunia Islam dan Kristen bersama-sama menunggu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya, mereka seharusnya tidak lupa bahwa tokoh Yesus yang telah ditakdirkan untuk datang harus mutlak menyerupai Yesus dalam hal sifat dan jenis penugasan. Demikianlah, sesuai nubuatan nabi Islam, Hadhrat Muhammad, Yesus yang satu ini akan tampil dalam kedatangannya yang kedua kali bukanlah di kalangan dunia Kristen, melainkan di dunia Islam. Namun, mukjizat agung yang akan dia bawa adalah yang sama dengan itu. Tetapi kali ini terhadap kalbu-kalbu umat Islam di akhir zaman, yang menjadi tugasnya untuk diubah. Pemahaman tentang kedatangannya yang kedua kali seperti ini didukung sepenuhnya oleh nubuatan-nubuatan lain dari Rasulullah. Beliau meramalkan kondisi umat Islam, di akhir zaman, akan menyerupai umat Yahudi di masa keruntuhan mereka, seperti sebuah sepatu yang persis dengan pasangannya.

Oleh karena itu, jika penyakitnya akan sama, maka obatnya pun harus sama. Almasih akan kembali ke dunia dalam corak rendah hati yang sama, tidak dalam wujud [yang sama] tetapi dalam semangat dan sifat yang sama, dan inilah yang terjadi dan terpenuhi. Tokoh-tokoh Samawi dan revolusioner seperti itu selalu lahir sebagai manusia-manusia rendah hati dan biasa, serta menjalani hidup rendah hati. Mereka secara ruhani berkunjung kembali ke dunia dalam corak yang sama dan kembali diperlakukan dengan sikap sama yang tidak berperasaan, penuh prasangka, dan permusuhan yang fanatik. Mereka tidak pernah dengan mudah dapat dikenali sebagai utusan-utusan sejati bagi pihak-pihak yang telah menjanjikan kedatangan mereka kembali.

Apa yang telah terjadi pada Kristus di masa kemunculan beliau yang pertama dahulu di tangan-tangan orang Yahudi, akan kembali terjadi pada diri beliau, tetapi kali ini di tangantangan orang Islam dan Kristen yang menanti-nanti kedatangan beliau. Penantian-penantian yang keliru dan tidak nyata tentang bagaimana cara beliau datang kembali ke dunia, tujuan-tujuan sama berbau khayalan yang diharapkan beliau capai, pandangan-pandangan tidak realistis tentang penampilan beliau dan keberhasilan-keberhasilan beliau di dunia seperti yang dulu dimainkan oleh umat Yahudi pada masa Yesus Kristus, akan diulangi kembali oleh umat Islam pada masa kedatangannya yang kedua. Dan dalam bentuk demikian sejarah mengulangi kembali dirinya sendiri.

Sekarang, dengan melihat ke belakang, seseorang berada pada posisi yang lebih baik untuk memahami kegagalan orang-orang Yahudi dalam mengenali Almasih mereka. Kita dengan mudah dapat memahami kesulitan mereka dan mengambil pelajaran dari tragedi mereka. Pemahaman mereka secara harfiah terhadap Kitab Suci telah menyesatkan mereka. Semua ini telah dibahas, tetapi untuk menguraikan masalah penting ini lebih dalam, kami sekali lagi merujuknya. Hal ini selalu terjadi dalam sejarah para pembaharu agama yang dinanti-nanti, yakni orang-orang yang menanti-nantikan mereka selalu gagal mengenali mereka sebab tanda-tanda pengenalan mereka telah salah dibaca dan salah dipahami. Kenyataan-kenyataan yang sebenamya, telah diubah menjadi khayalan, sedangkan kiasan-kiasan telah dipahami secara harfiah.

Kisah samalah yang akan terulang kembali pada masa kedatangan Almasih kedua kali, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian. Seperti kasus janji akan turunnya kembali Eliya/Ilyas dari langit sebagaimana dinanti-nantikan umat Yahudi di zaman Kristus, orang sekali lagi menantinantikan peristiwa turunnya dengan tubuh kasar dari langit, kali ini yaitu Almasih sendiri.

Dalam kasus orang-orang Yahudi, mereka saat itu menanti-nantikan kedatangan Almasih yang bersimbahkan kemuliaan dan yang akan mengantarkan mereka ke era kekuasaan serta kemenangan atas para penjajah mereka, orang-orang Romawi. Seluruh penantian itu telah buyar oleh Yesus dari Nazaret. Ketika beliau telah muncul akhirnya, beliau muncul jauh berbeda dari sosok kedatangan Almasih yang dinanti-nantikan, yang telah dianut dengan sepenuh hati oleh umat Yahudi sejak berabad-abad.

Secara mengejutkan, peristiwa-peristiwa sama telah terjadi dalam kaitan dengan kedatangan Kristus dalam wujud Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian. Peran yang dimainkan oleh para penentang beliau adalah sama, hanya nama-namanya saja yang berbeda. Kelompok utama umat Islam dan Kristen sama-sama memainkan peran Yahudi di masa Yesus. Keberatan-keberatan mereka juga sama. Logika penolakannya pun sama. Namun, Allah telah memperlakukan hamba yang rendah hati ini dengan tanda--tanda dukungan-Nya yang lebih besar dibandingkan dengan Yesus zaman awal, dan telah menolong beliau menyebarluaskan amanat/ajaran beliau jauh lebih cepat di negaranegara yang lebih banyak di seluruh benua di dunia.

Ini adalah fakta-fakta yang memberikan kesaksian dengan sendirinya, tetapi hanya bagi mereka yang mendengar. Ini adalah fakta-fakta yang menjadi semakin jelas dan lebih jelas beriringan dengan berjalannya waktu, tetapi hanya bagi mereka yang mau memperhatikan.

Sekali lagi, ruh ajaran mesianisme/kealmasihan dalam konteks haluan-haluan umat Islam dan Kristen zaman sekarang tidaklah berbeda. Namun, hanya merekalah yang memahami, yaitu yang tidak menutup mata mereka.

Marilah kita, pada bagian akhir, mengingatkan umat Kristen dan Islam yang menanti-nanti kemunculan kembali Kristus selama sekian abad terakhir ini, dengan menggunakan kata-kata nubuatan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, tokoh yang telah ditunjuk oleh Allah sebagai Almasih akhir zaman:

Ingatlah dengan baik, tidak ada seorang pun yang akan datang dari langit. Seluruh penentang saya yang hidup hari ini akan mati dan tidak ada di antara mereka yang akan pernah melihat Isa putra Maryam turun dari langit; kemudian anak-anak keturunan mereka yang tertinggal sesudah mereka, juga akan mati dan tidak ada seorang pun di antara mereka yang akan pernah menyaksikan Isa putra Maryam turun dari langit. Dan kemudian generasi mereka yang ketiga juga akan mati dan mereka pun tidak akan menyaksikan putra Maryam turun.

Kemudian Allah akan menimbulkan kekuatiran besar dalam pikiran-pikiran mereka dan mereka lalu akan berkata bahwa walaupun era keunggulan salib telah berlalu lama dan cara hidup telah berubah secara menyeluruh, tetap saja putra Maryam belum juga turun. Lalu, dalam kondisi cemas orang bijak di antara mereka akan meninggalkan kepercayaan ini, dan tiga abad sejak sekarang tidak akan berlalu ketika mereka yang menanti-nanti kedatangan Isa putra Maryam apakah mereka orang-orang Islam atau pun Kristen akan meninggalkan seluruhnya konsep ini.1 Jadi, anda boleh menunggu sampai suatu generasi

dilahirkan dan mereka juga akan menunggu sampai mereka menempuh jalan mereka dan suatu generasi baru akan mengambil alih. Suasana penantian akan terus berlanjut sampai akhir masa, tetapi Yesus dengan tubuh kasar tidak akan turun dari langit. Impian-impian kedatangan beliau secara nyata tidak akan pemah terwujudkan, tidak peduli berapa banyak orang yang menunggu kedatangan beliau kembali dengan penuh harapan. Mereka bahkan boleh membangun sebuah dinding ratapan bagi diri mereka sendiri seperti yang dilakukan umat Yahudi lebih dari tiga ribu tahun silam. Dan mereka boleh saja menghempas-hempaskan kepala mereka ke dinding itu. Namun, seperti yang telah terjadi pada kasus orang-orang Yahudi, demikian pulalah yang akan terjadi kembali. Mereka tidak akan menyaksikan mesias apa pun turun, walaupun mereka terus meratap dan sengsara, generasi demi generasi dan generasi. Penantianpenantian mereka terhadap Kristus di masa mendatang tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali kehampaan dan suatu kekosongan yang tidak akan pemah habis. Ini memang suatu harapan yang sama sekali suram.

Bagi orang-orang Kristen yang benar-benar menganggap Kristus sebagai anak Tuhan secara hakiki, izinkan kami mengakhiri pembahasan ini dengan kata-kata peringatan dari Alquran Suci, Kitab yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Suci Islam. Ayat-ayat ini memaparkan tujuan-tujuan kedatangan beliau:

Dia (Rasulullah) datang supaya memperingatkan mereka yang mengatakan, "Allah telah mengambil seorang anak laki-laki." Mereka tidak memiliki ilmu mengenainya, dan tidak pula nenek moyang mereka. Alangkah dahsyatnya bahaya perkataan yang keluar dari mulut mereka. Mereka tidak mengucapkan sesuatu selain dusta belaka (Al-Kahf. 5-6).

1. Ruhani Khazain vol. 20: Tazkiraruts Shahadatain, p. 67 169