Kamis, 28 Agustus 2008

Orasi Syeikh Ahmed Deedat (Lanjutan-2)

Saya harap, para hadirin sekalian tetap menjaga ketenangan.
Berikut saya akan bacakan kepada anda sekalian bunyi ayat tersebut dengan hafalan saya, dan saudara Shorosh sendiri telah mengingatkan saya bahwa ayat tersebut terletak pada pasal ke sepuluh dari Injil Yohanes.

Sekarang, apakah bunyi ayat tersebut?

Saya telah menghabiskan selama empat puluh tahun umur saya untuk membahas tentang hal ini dengan umat nasrani, akan tetapi setiap kali ia mengatakan perkataan Yesus: "Aku dan Bapa adalah satu", dan saya bertanya: "Dalam konteks apakah ayat itu disebutkan? Ayat tersebut ada di dalam Bible, dan kita tidak dapat mengingkarinya. Akan tetapi selama empat puluh tahun itu pula, saya belum pernah menemukan seorang ulama nasrani pun yang dapat mengatakan kepada saya tentang konteks apa ayat itu disebutkan.

Bukanlah Bible anda, sebab tanpa membuka Bible anda tidak akan pernah dapat mengerti tentang batasan yang terdapat dalam konteks ayat tersebut.

Sekarang saya akan membacakan bunyi ayat itu dengan hafalan saya...
Konteks atau jalan cerita ayat tersebut dimulai dari ayat ke dua puluh tiga...

"23. Dan Yesus berjalan jalan di Bait Allah, di rerambi Salomo. 24. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami. " 25. Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberi kesaksian tentang Aku. 26. tetapi kami tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 2?. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28. dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan rnerebut mereka dari tangan-Ku. 29. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan tidak seorangpun yang dapat merebut mereka dari tangan Bapa, 30. Aku dan Bapa adalah satu. " (Yohanes, 10: 23-30).

Mereka menganggap bahwa perkataannya (Yesus) tidak jelas, sebab ia tidak menyampaikan perkataannya dengan jelas. Anggapan seperti ini jelas anggapan yang salah, sebab kita ketahui bahwa perkataannya tidaklah rabun (tidak jelas).
Ia telah mengatakan dengan jelas: "Bahwa dirinya adalah Mesias", akan tetapi orang-orang Yahudi menginginkan khitab (ungkapan sebagai Tuhan) tersebut kepadanya, dan mereka tidak suka sesuatu apa pun yang mempersempitnya.
Hingga Yesus mengatakan kepada mereka dengan ungkapan sebagai berikut:
"Wahai anak-anak Ular, wahai kuburan-kuburan zygot, wahai generasi yang jahat lagi fasik, wahai orang-orang bodoh!!" Inginkah kalian mendengar ungkapan seperti ini dari orang lain? Orang-orang Yahudi pun, jelas tidak mudah melupakan ungkapan tersebut. Karena itulah, ketika mereka bertemu dengan Yesus, mereka segera melambaikan tangan-tangan mereka ke wajahnya, dan mengatakan: "Kemari, kemari, katakanlah kepada kami, mengapa engkau tidak mengatakannya kepada kami?" Sesungguhnya mereka (orang-orang Yahudi) hanya ingin bertengkar dengannya, maka untuk menggerakkan hati mereka, dan agar mereka merasa lebih terpukul, Yesus mengatakan kepada mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kalian, akan tetapi kalian tidak percayal!"

Pekerjaan pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberi kesaksian tentang Aku. . . " (Potongan ayat di atas).

Akan tetapi orang-orang Yahudi ingin berselisih dengannya, jika anda memiliki keinginan untuk mencari akan hal itu, anda akan mendapatkannya sangat dekat dengan anda.

"Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus, 32. Kata Yerus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" 33. Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu perbuatan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia staja, menyamakan diri Mu dengan AIIah. " (Yohanes, 10: 31-33).

Ini adalah contoh anggapan salah yang lain. Jika anggapan salah pertama adalah bahwa perkataan Yesus itu rabun, maka anggapan kedua adalah bahwa Yesus mengaku Tuhan. Inilah tuduhan yang dikatakan orang­-orang Yahudi. Orang-orang Nasrani mengikuti jejak Yahudi, yaitu dengan mengatakan bahwa Yesus mengaku sebagai Tuhan, hanya saja orang-orang nasrani mengatakan bahwa Yesus mempunyai hak untuk itu.

Mari kita simak apa yang dikatakan Yesus kepada orang-orang Yahudi:

"34. Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah befirman: "Kamu adalah Allah? 35. Jikalau mereka, kepada siapa, firman itu disampaikan, disebut Allah -sedang Kltab Suci tidak ada dibatalkan-, " (Yohanes, 10: 34-35).

Artinya bahwa di dalam bahasa Yahudi para nabi disebut dengan Tuhan.

"Allah berfirman kepada Musa: "Berfirmanlah Tuhan kepada Mura: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu. " (Keluaran, 7: 1).

Dan, di dalam kitab Mazmur Allah berfirman:

"Aku sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah, dan anak­-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian." (Mazmur, 82: 6).

Demikianlah kejeniusan bahasa Ibrani. Ketika anda menggunakan kata Allah, maka yang dimaksud disitu bukanlah Allah. Dalam Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus, disebutkan:

"Yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." (Surat Paulut Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus, 4: 4).

Demikianlah bahasa kalian, dan seperti itulah makna ungkapan kalian. Karena setan memiliki pengaruh di alam ini, maka kalian pun mengatakan bahwa dia adalah ilah.
Musa disebut sebagai ilah bagi Firaun, dan kalian sendiri, wahai orang-orang Yahudi adalah ilah. Demikianlah kejeniusan bahasa Ibrani.

Anda tentu tidak dapat menuhankan Mesias berdasarkan ucapan-ucapan seperti:

34. Mesias berkata, "Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?. 35. Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan disebut Allah -sedang kitab suci tidak dapat dibatalkan-" (Yohanes, 10: 34-35).

Artinya kamu tidak dapat mendustakan aku.

"Masihkah kamu berkata kepada dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusnya ke alam duaia: Engkau megghujat Allah! karena aku telah berkata: Aku anak Allah. " (Yohanes 10: 36).

Mesias menolak orang-orang Yahudi, ia berkata,

"Tidak mengapa terhadap apa yang telah aku katakan, A!!ah mempunyai anak-anak yang tidak terhitung jumlah mereka dalam bahasa kita, maka mengapa kamu menyalahkan aku jika kukatakan aku anak A!!ah pada saat yang lain dipanggil Tuhan-Tuhan di dalam kitab kamu"

Saudara Anis Shorosh meminta saya agar mengirimkan buku-buku saya kepadanya, itu telah sava lakukan, saya telah mengirimkan semua buku-buku yang telah saya tulis dan semua persiapan, dan saya katakan kepadanya, "Anda dapat melakukan sesuatu bertitik tolak dari buku-buku saya tersebut, anda mudah untuk menolak berbagai pertanyaan yang ditujukan kepada anda, karena semua perkataan saya telah tertulis di depan mata anda, jelas anda telah mengetahui hujjah­ hujjah saya sebelumnya, saya tidak takut karena menurut pengetahuan saYa tidak ada satu hujjah pun dari hujjah-hujjah ini yang dapat jelaskan akal.

Dengarkanlah Allah SWT. berfirman di dalam kitab suci al-Qur'an, ini dengan ungkapan lain:

"Al-Masih (Mesias) putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya bIaSa memakan makanan ". (QS. al-Ma 'idah (5): 75).

Apa yang aneh di dalam ayat ini? Semua kita makan makanan, bukankah demikian? Ayat ini merupakan isyarat pada suatu pemikiran yang mengatakan bahwa nabi Isa as. dan Maryam adalah Tuhan atau taraf mereka di atas taraf manusia. Orang-orang Katolik menyebut Maryam sebagai ibu Tuhan, Yesus adalah anak Tuhan, demikian juga Tuhan, sebagaimana yang diyakini saudara Shorosh dan sebagian besar penganut Kristen, mereka adalah Tuhan dalam bentuk manusia!!

Jika nabi Isa as. dan Maryam makan makanan, maka itu menunjukkan bahwa mereka juga buang air besar. Jika anda makan makanan, maka cepat atau lambat anda mesti pergi ke toilet, anda mencari tanah lapang atau batu besar, tidak ada tempat lari dari itu.

Allah SWT berfirman:

". ..perhatikan bagaimana kami menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (kami)". (QS. al-Ma'idah (5): 75).

Artinya nabi Isa as. dan Maryam makan.

"Kemudian perhatikan bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat kami itu ". (QS. al-Ma'idah (5): 75).

Jika demikian, mengapa mereka masih menyimpang dari jalan yang lurus. Mereka menisbatkan tabiat makhluk hidup kepada Allah, Dia seperti manusia, sedangkan kita adalah makhluk-makhluk yang diciptakan dalam berbagai bentuk, dalam bentuk apa saja, di antara berbagai bentuk ini ada yang dalam bentuk monyet, semua kita adalah monyet-monyet yang mengalami perbaikan, di antara kita ada yang mirip simpanse, yang lain ada yang mirip kera besar, ada pula yang mirip gorilla.

Apakah bentuk-bentuk ini yang diceritakan Allah SWT?
Mereka menjawab, "Ya".

Allah berfirman dalam ayat ketiga, pasal pertama dalam Kejadian, sebagaimana yang digunakan oleh saudara Shorosh dalam argumentasinya tadi.

"Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang. "Lalu terang itu jadi." (Kejadian 1: 3).

Saya bertanya, apakah Tuhan berfirman dengan mulutnya?
Mereka akan menjawab, "Ya".
Apakah Tuhan mengeluarkan kata-kata lewat mulut?
Mereka menjawab, "Ya".
Kalau begitu, Tuhan memiliki mulut!,
Mereka menjawab, "Ya".
Kalau Tuhan memiliki mulut, tentunya ia juga memiliki gigi-gigi.
Apakah tergambar oleh kita kalau Tuhan itu ompong, tidak memiliki gigi, misalnya?
Kalau begitu Tuhan harus memiliki gigi, lidah, tenggorokan dan dua paru-paru.
Mereka menjawab, "Ya".

Kalau demikian, Tuhan berbicara dengan planet-­planet, matahari, bulan, bintang-bintang dan jutaan makhluk, ia terus berbicara hingga tenggorokannya kering, oleh sebab itu ia membutuhkan cairan untuk membasahi mulutnya, mereka menjawab, "Ya".
Ketika cairan masuk ke dalam mulutnya, tentunya cairan itu mesti keluar, bukankah demikian? Dapatkah anda menggambarkan hal itu? Bagaimana kamu menurunkan posisi Tuhan kepada posisi serendah ini dan menyamakannya dengan manusia?

Kemudian saudara Shorosh berbicara tentang bentuk kata jamak kata Elohim dalam bahasa Ibrani yang terdapat dalam kitab Kejadian yang berarti Allah. Benar, saya katakan bahwa kata tersebut dalam bentuk jamak dalam bahasa Ibrani. Terdapat dua bentuk kata jamak, beliau menekankan hal itu, juga terdapat kata mutsanna, tunggal dan jamak, sama-sama terdapat dalam bahasa Arab dan bahasa Ibrani. Kata tersebut adalah kata Elohim yang artinya adalah Tuhan-Tuhan, akan tetapi saya tidak pernah melihat satu kitabpun di antara ratusan terjemahan Bible yang menterjemahkan ayat tersebut begini, "Berfirmanlah Tuhan-Tuhan: "Jadilah terang", seharusnya diterjemahkan Tuhan-Tuhan, bukan Tuhan. Saya bertanya, apakah arti im yang terdapat di akhir kata Elohim, tanyakan kepada orang-­orang Yahudi dan orang-orang Arab. Ketika maksudnya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kita tidak mengetahui makna im yang sebenarnya adalah bentuk jamak yang bermakna mengagungkan, sebagaimana yang terdapat dalam bahasa Ibrani dan bahasa Arab. Dua bentuk jamak persis seperti yang terdapat dalam bahasa Ibrani. Ketika Alah SWT berfirman:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Karni benar-benar memeliharanya ". (QS. AI-Hijr (15): 9).

Tanyakanlah kepada seorang muslim yang awam sekalipun, berapa Tuhan di sini? Ia akan menjawab, "Satu". Kalau demikian, apakah perbedaan antara kata ana dan nahnu?, tanyakan kepada orang-orang Arab. Tidak ada seorang Arabpun yang menuduh kaum muslimin sejak 1400 tahun, bahwa mereka menyembah lebih dari satu Tuhan. Allah SWT berfirman dalam al­-Qur'an:

"Kaatakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Era. Allah adalah Tuhan tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengannya". (QS. AI-Ikhlas (112): 1-4).

Mengapa anda tidak bertanya kepada saudara­-saudara kita yang berasal dari Arab tentang makna kata ana dan nahnu. Tentu mereka akan menjawab, apakah anda tidak tahu bahwa di dalam tata bahasa Arab terdapat dua bentuk jamak:

1. Jamak yang menunjukkan jumlah.
2. Jamak yang menunjukkan makna keagungan.

Dan bentuk kata jamak yang terdapat dalam ayat ini adalah bentuk jamak yang menunjukkan keagungan menurut bahasa kami.
Saya berharap, kiranya DR. Shorosh bersedia untuk mengkoreksi apa yang saya katakan, atau mengatakan bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat lebih dari satu Tuhan, saya ingin mendengar hal itu dari anda. Saya katakan, terdapat dua bentuk kata jamak, bentuk jamak yang bermakna keagungan dan bentuk jamak yang berarti jumlah, demikian menurut bahasa Arab dan bahasa Ibrani.

Yesus makan dan ibunyapun makan, dikatakan di dalam Bible:

"Kemudian anak manusia datang, ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum.. " (Matius 11: 19).

Ini adalah kata-kata Yesus, dan itu jugalah apa yang dikatakan orang banyak tentang Yesus, kalau demikian, apakah yang menjadikannya sebagai Tuhan? Apakah kelahirannya?! Karena ia terlahir tanpa ayah seorang manusia, lantas ia pasti memiliki seorang ayah, dan ayahnya itu adalah Tuhan. Al-Qur'an menolak hal itu dengan cara yang sangat sederhana:

"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti penciptaan Adam, Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah (seorang manusia) maka jadilah dia ". (QS. Ali ‘Imran (3): 59).

Jika Yesus adalah Tuhan atau anak Tuhan yang hakiki karena ia tidak memiliki ayah seorang manusia, maka nabi Adam as. adalah Tuhan yang lebih agung dari Yesus, karena nabi Adam as. tidak memiliki ayah dan ibu. Ini tidak sesuai dengan logika akal yang sederhana. Mereka mengatakan bahwa Adam diciptakan dari debu, sedangkan Yesus terlahir dari seorang perawan.
Sebelumnya saudara Shorosh berargumentasi dengan Melkisedek Raja Salem yang agung yang disebutkan di dalam surat untuk orang-orang Ibrani, "Karena Melkisedek ini adalah Raja Salem Imam Allah yang maha tinggi, tanpa ayah, tanpa ibu, tanpa nasab, tidak berawal dan tidak ada akhir hidupnya". Siapa orang ini? Dialah Allah, hanya Allah saja yang tidak berawal dan tidak berakhir, tidak berayah dan tidak beribu, yang hidup kekal dan abadi. Akan tetapi ia adalah seorang kahin yang agung, Abraham membayar 1/10 pajak agama kepadanya. Yesus memiliki awal saat ia berada di kandang domba, ia juga memiliki akhir yang nyata di atas tiang salib, sedangkan orang ini tidak memiliki awal dan akhir, manakah yang lebih agung antara Yesus dengan Melki Shadiq? Saya bertanya, mengapa kamu tidak menyembahnya, ia berhak untuk disembah sebagai Tuhan kalau ia memiliki sifat-sifat itu. Yesus berteriak di atas kayu salib berseru kepada Allah, ia berkata, "Eli, Eli, Lama sabakhtani. Artinya, Tuhanku, Tuhanku, mengapa engkau meninggalkan aku". Siapakah yang ia seru? Apakah ia menyeru dirinya sendiri? Apakah ia sedang memerankan peran sandiwara? Jika dia adalah Tuhan, mengapa dia menghinakan dirinya? Dalam Injil Markus terdapat ungkapan yang sama, maka dengan siapakah Yesus meminta tolong? Ia menjerit, "Eli, Eli", artinya adalah, "Allah, Allah".

Saya bertanya kepada golongan "Saksi-saksi Yahwe", apakah kata-kata Yesus, "Eli, Eli, lama syabakhtani", sama dengan, "Yahwe, Yahwe, lama Syabakhtani?". Mereka menjawab, "Tidak". Apakah sama dengan, "Aba, Aba, lama Sabakhtani?", Aba dalam bahasa Ibrani adalah Bapa, tentu tidak. Dengarkanlah, "Eli, Eli, lama sabakhtani", sama dengan "Allah, Allah, lama taraktani" (Allah, Allah mengapa engkau meninggalkan aku) dalam bahasa Arab, kedua ungkapan ini sama.

Dalam (Wahyu 19), tentang mimpi yang dilihat oleh Yohanes Al-Lahuti, ia mendengarkan malaikat langit bersenandung, "Haleluya". Ketika orang-orang Kristen di Afrika Selatan merasa sangat gembira, mereka berteriak, "Haleluya, Haleluya', saya bertanya kepada mereka, apakah artinya? Apakah artinya, "Hai, hai hore"?, tentu saja tidak. Ya dalam bahasa arab adalah huruf yang dipakai untuk menyeru dan huruf yang menunjukkan kekaguman terhadap sesuatu, dalam bahasa Arab dan bahasa Ibrani. Kita juga menggunakan huruf seruan ini, seperti wahai saudaraku, wahai ibu, ya Allah. Sedangkan orang-orang barat, mereka menyingkatnya dengan menggunakan tanda seru (!), mereka mengatakan, "Berhenti!", mereka letakkan tanda seru di akhir kalimat, mereka mengatakan, "Tembakkan senjata!", di akhir kalimat terdapat tanda seru. Inilah cara orang barat untuk menyatakan ungkapan dan inilah kehebatan bahasa mereka. Jadi arti Haleluya adalah Ha ya Allah, Lu ya Allah, Huwa ya Allah.

"Dialah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara.. ". (QS. AI-Hasyr (39): 23).

Bukan seorang bayi yang terlahir dari wanita Yahudi, apakah yang menjadikannya sebagai Tuhan? Saya ingin tahu, apakah kelahirannya? Hal itu tidak berarti sesuatu, keajaiban-keajaibannya yang dikatakan kepada kita bahwa ia mampu mengembalikan kehidupan kepada Lazarus. Apakah benar dia yang telah mengembalikan kehidupan kepada Lazarus?. Tidak, tidak demikian, sebelum ia menyeru Lazarus, apakah yang ia katakan?

“Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepadamu, karena engkau telah mendengarkan aku. 42 Aku tahu, bahwa engkau selalu rnendengarkan aku ". (Yohanes, 11: 41-42).

Artinya: Sesungguhnya Engkau yang telah memperkenankan aku, yang memberikan kepadaku apa yang aku minta, Engkaulah yang melakukannya, akan tetapi untuk semua yang ada. Saya katakan, mereka manusia-manusia yang percaya dengan khurafat, mereka orang-orang dungu yang akan mengatakan bahwa akulah yang mengembalikan kehidupan kepada orang-orang mati. Mereka akan mengatakan bahwa aku adalah Allah, oleh sebab inilah aku berkata-kata dengan suara tinggi. Sebelum itu:

"Maka menangislah Yesus." (Yohanes 11: 35). "Maka masygullah hati-Nya, ia sangat terharu" (Yohanes 11: 33).

Ia mengadu kepada Tuhan dan berkata:

"41.Sahabatku Lazarus mati, maka kembalikanlah ruh kepadanya Tuhan ". Allah memperkenankan doanya dan berfirman, "Mintalah, sesungguhnya engkau akan memperoleh apa yang engkau minta". Ketika Yesus menyeru Lazarus agar keluar kepadanya, ia berkata, “Bapa, Aku mengucap syukur kepadamu, karena engkau telah mendengarkan aku. 42. Aku tahu, bahwa engkau selalu mendengarkan aku" (Yohanes 11: 41-42).

Akan tetapi demi semua yang ada, aku berkata, "Agar mereka percaya bahwa engkau telah mengutus aku". Yesus berkata, “Tidak ada utusan yang lebih baik daripada pengutusnya". Ia berkata, "Aku tidak mampu untuk melakukan sesuatu dari diriku sendiri". Ia juga berkata, "Kata-kata yang kamu dengar bukanlah milikku, akan tetapi milik Bapa yang mengutusku". Ia berkata, "Bapa yang telah mengutus aku memberikan wasiat kepadaku, apa yang harus kukatakan dan apa yang mesti aku ucapkan".

Bila terdapat ungkapan-ungkapan seperti ini, kita sebagai muslim tidak bimbang untuk membe­narkannya, karena kita mengetahui bahwa Yesus adalah seorang utusan yang agung dari Allah SWT iru tidak akan mengurangi kesempurnaan anda.

Pertanyaan yang terlontar dari argu­mentasi Dr. Anis Shorosh adalah: apakah Yesus itu seorang pendusta yang idiot atau memang ia adalah Tuhan? Mengapa hanya ada dua pilihan, antara pendusta dan Tuhan? bukan sebagai seorang utusan yang agung dari Allah?. Kita membaca berulang kali bahwa Yesus, apakah ia sebagai seorang pendusta atau dajjal, atau sebagai Tuhan. Apakah kata pendusta merupakan lawan dari kata Allah?, tentu tidak. Apakah kata dajjal atau idiot merupakan lawan dari kata Allah?, tentu saja tidak. apakah lafaz Allah memiliki lawan kata? Mengapa anda mengatakan ini dan itu? Mengapa tidak seperti yang ia katakan bahwa ia adalah utusan Allah. Dengan sifat ini, anda harus mengikutinya saat ia berkata,

"Lalu Yesus berkata kepada murid-murid­ Nya: "Setiap orang yang mau mengikut aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti aku". (Matius 16: 24).

Bawalah salib kamu dan ikutilah aku, jika kamu telah mengikuti aku maka kamu akan mendapatkan hidup yang abadi. Dengarkanlah dia dan diamlah terhadap apa yang ia katakan dan ia ajarkan, itulah pembebasan. Jika kamu tidak melakukan itu, maka aku katakan kepada kamu, jika kamu tidak menambah perbuatan baik kamu terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Parisi, kamu tidak akan memasuki alam langit. Kamu tidak akan masuk surga selama kamu tidak lebih baik daripada orang-orang Yahudi, dan kamu tidak akan lebih baik daripada orang-orang Yahudi selama kamu ddak menjaga namus dan wasiat. Dengarkanlah ia dan ikutilah ia, jika kamu mengikuti dia, maka tidak ada tempat lari daripada kamu melainkan menjadi orang-orang yang berserah diri.

Akhir doa kita adalah segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam.